KLIKKORAN.COM – Presiden Republik Indonesia Joko Widodo perintahkan PSSI untuk memberhentikan kompetisi BRI Liga 1 2022/2023 sementara hingga evaluasi menyeluruh dilakukan.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Jokowi setelah mendengar kabar bahwa usai pertandingan Arema vs Persebaya terjadi kerusuhan yang menelan korban hingga 130 meninggal dunia.
“Saya juga memerintahkan PSSI untuk menghentikan sementara Liga 1 sampai evaluasi dan perbaikan prosedur pengamanan dilakukan,” kata Presiden Jokowi dalam keterangan pers yang ditayangkan dalam YouTube Sekretariat Presiden, Minggu (2/10/2022).
Baca juga: Kronologi Kerusuhan Arema vs Persebaya, Gas Air Mata Membawa Malapetaka
Terkait evaluasi menyeluruh, Jokowi mengaku sudah meminta tiga pimpinan kementerian/lembaga untuk melakukannya diantaranya adalah Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo, dan Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan.
Evaluasi menyeluruh yang dimaksud adalah terkait pelaksanaan pertandingan sepak bola dan prosedur pengamanan penyelenggaraannya.
“Khusus kepada Kapolri, saya minta melakukan investigasi dan mengusut tuntas kasus ini,” ucap Jokowi.
Lebih lanjut ia menyesalkan tragedi kerusuhan Kanjuruhan yang terjadi semalam. Ia menyampaikan belasungkawa kepada pihak yang kehilangan atas kematian 130 suporter tersebut.
Jokowi juga meminta Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa agar langsung memantau pelayanan medis bagi korban yang sudang dirawat di rumah sakit.
“Saya berharap ini adalah tragedi terakhir sepak bola di Tanah Air. Jangan sampai ada lagi tragedi kemanusiaan seperti ini di masa yang akan datang,” harapnya.
Kronologi Kerusuhan Arema vs Persebaya
Para pendukung Arema FC tak terima tim kesayangannya kalah 2-3, usai laga para suporter tersebut pun mengamuk.
Menurut pantauan Klikkoran.com pada video yang beredar, pendukung Arema merasa kecewa dengan hasil yang diraih oleh tim kesayangannnya dan diantaranya ada yang turun ke lapangan untuk mencari pemain dan oficial tim.
Tindakan yang dilakukan tersebut langsung diamankan oleh petugas pengamanan kemudian melakukan ipaya pencegahan.
Meskipun sudah diupayakan menenangkan para suporter, namun semakin lama justru suporter tersebut semakin membabi buta, ia bahkan melemparkan beberapa benda ke lapangan.
Guna meredakan kemarahan suporter polisi melepaskan tembakan gas air mata ke arah suporter.
Dari tembakan air mata itu suporter yang mencoba menghindar kian tidak terkendali, sehingga harus mengorbankan penonton lain dengan menginjak-injak guna menyelamatkan diri.
Banyak dari penonton yang mengalami sesak napas akibat asap gas air mata.
Cuitan netizen juga menyebutkan orangtua kehilangan balita lantaran situasi panik yang tidak terkendali akibat tembakan gas air mata polisi.
Kerusuhan yang terjadi di lapangan Kanjuruhan mengakibatkan dua kendaraan polisi dirusak, salah satunya dibakar. Penonton juga dilaporkan membakar fasilitas lain di stadion.
Tidak saja terjadi di dalam, kerusuhan juga berimbas ke luar stadion. Total delapan kendaraan polisi dirusak.
Para pemain Persebaya sempat tertahan hingga satu jam di kendaraan taktis milik polisi. Mobil rantis yang ditumpangi Persebaya juga dilempari suporter Arema.
Jumlah Korban Meninggal Dunia 130 Orang di Kerusuhan Arema vs Persebaya
Informasi terbaru 130 orang tewas dalam kerusuhan yang terjadi usai pertandingan Arema FC vs Pesebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Sabtu (1/10/2022).
Dari 130 orang yang tewas, menurut Kabid Humas Polda Jawa Timur, Kombes Pol Dirmanto diantaranya terdapat anggota Polri.
Baca juga: Seberapa Bahaya Gas Air Mata bila Dihirup dan Terkena Mata? Simak Penjelasannya
“Korban kerusuhan dua di antaranya anggota Polri,” ujarnya, Minggu (2/10/2022).
Dirmanto juga menjelaskan bahwa yang meninggal pada saat kerusuhan dalam stadion 34 orang, sementara sisanya meninggal saat perawatan di rumah sakit.
Kemudian, Kadinkes Kaputen Malang, Wiyanto Widodo dilansir dari CNN Indonesia mengatakan bahwa jumlah korban hingga kini bertambah 130 orang.
“Meninggal dunia terakhir 130 orang per pukul 08.32 WIB,” jelas Wiyanto.
“Kondisi kritis kini sekitar 20-an orang,” tambahnya.
Baca juga: Film Sayap Sayap Patah Kapan Tayang? Berikut Sinopsisnya Kisah Nyata Kerusuhan 2008
Wiyanto menjelaskan, kini beberapa suporter yang terluka sudah pulang ke rumah masing-masing. Namun tak sedikit, mereka harus dirujuk ke rumah sakit besar.
“Ada 8 rumah sakit rujukan, besar kecil, puskesmas juga ada,” tutupnya. (KK)