Cara Mengendalikan Emosi Menurut Syari'at Islam Agar Terbebas dari Amarah

×

Cara Mengendalikan Emosi Menurut Syari'at Islam Agar Terbebas dari Amarah

Bagikan berita
Cara Mengendalikan Emosi Menurut Syari'at Islam Agar Terbebas dari Amarah
Cara Mengendalikan Emosi Menurut Syari'at Islam Agar Terbebas dari Amarah
KLIKKORAN.COM - Artikel ini akan membahas mengenai tips sederhana tentang bagaimana cara mengendalikan emosi sesuai syari'at islam. Bagi manusia, nafsu merupakan faktor utama yang bisa menyebabkannya celaka. Tanda yang jelas dari pribadi muslim yang kuat adalah mampu mengendalikan nafsu. Seperti contoh seseorang yang hendak marah maka seketika mampu mengatur emosi dan perasaannya sehingga dia tidak jadi marah. Hal ini menunjukkan bahwa pribadi yang kuat tidak merujuk kepada bentuk fisik seseorang yang tampak oleh mata, namun pribadi yang kuat adalah pribadi muslim yang mampu mengendalikan dan mengatur nafsunya dalam banyak situasi dan kondisi sehingga ia bisa mengalahkannya.   Amarah itu bagaikan nyala api. Jika seseorang meninggalkan amarah padamlah api itu. Islam tidak saja menyarankan meninggalkan amarah namun juga mengobati jiwa yang sering dihinggapi api amarah.   Untuk mengendalikannya, Islam sangat mendorong pribadi muslim agar bisa mencapai suatu tingkatan yang terbebas dari emosi (amarah). Sebagaimana firman Allah dalam QS. Ali Imran 133-134 yang berbunyi :

 (133) وَسَارِعُوْٓا اِلٰى مَغْفِرَةٍ مِّنْ رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمٰوٰتُ وَالْاَرْضُۙ اُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِيْنَۙ

(134) الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ فِى السَّرَّۤاءِ وَالضَّرَّۤاءِ وَالْكَاظِمِيْنَ الْغَيْظَ وَالْعَافِيْنَ عَنِ النَّاسِۗ وَاللّٰهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِيْنَۚ

Artinya : " Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan." Melalui ayat ini Alquran menjelaskan bahwa ciri-ciri kepribadian kaum muslimin adalah salah satunya mempunyai kemampuan untuk mengendalikan hawa nafsu dengan memiliki rasa kasih sayang. Penuh kasih sayang dan mengendalikan hawa nafsu merupakan perilaku terpuji dan dicintai oleh Allah serta rasulnya. Perilaku demikian itulah yang memiliki dampak pada kehidupan pribadi serta dalam bermasyarakat. Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam (SAW) mengajarkan tentang mengendalikan emosi dengan cara sebagai berikut.

5 Cara Mengendalikan Emosi Ketika Marah menurut Syari'at Islam seperti yang diajarkan Rasulullah SAW

1. Membaca Kalimat Ta'awudz. Dari sahabat Sulaiman bin Surd, beliau menceritakan, "Suatu hari saya duduk bersama Rasulullah SAW. Ketika itu ada dua orang yang saling emosi/memaki. Salah satunya telah merah wajahnya dan urat lehernya memuncak. Kemudian Rasulullah bersabda: "Sungguh saya mengetahui ada satu kalimat, jika dibaca oleh orang ini, marahnya akan hilang. Jika dia membaca ta'awudz: "A-'uudzu billahi minas syaithanir rajiim, marahnya akan hilang". (HR. Al-Bukhari dan Muslim). 2. Berusaha Diam dan Jaga Lisan. Diam merupakan perbuatan mulia dan salah satu cara untuk mengendalikan muncul luapan emosi. Dari Ibnu Abbas, Rasulullah bersabda: "Jika kalian marah, diamlah." (HR. Ahmad dan Syuaib Al-Arnauth menilai Hasan lighairih). Rasulullah juga mengingatkan, "Sesungguhnya ada hamba yang mengucapkan satu kalimat, yang dia tidak terlalu memikirkan dampaknya, namun menggelincirkannya ke neraka yang dalamnya sejauh timur dan barat." (HR. Al-Bukhari dan Muslim) 3. Mengambil Posisi Lebih Rendah. Kecenderungan orang marah dengan emosi yang menggebu, adalah ingin selalu lebih tinggi, dan lebih tinggi. Semakin dituruti, dia semakin ingin lebih tinggi. Dengan posisi lebih tinggi, dia bisa melampiaskan amarahnya sepuasnya. Rasulullah bersabda: "Apabila kalian marah, dan dia dalam posisi berdiri, hendaknya dia duduk. Karena dengan itu marahnya bisa hilang. Jika belum juga hilang, hendak dia mengambil posisi tidur." (HR. Ahmad, Abu Daud dan perawinya dinilai shahih oleh Syuaib Al-Arnauth). 4. Ingat Hadis Ini Ketika Marah. Dari Muadz bin Anas Al-Juhani, Rasulullah SAW bersabda: "Siapa yang berusaha menahan amarahnya, padahal dia mampu meluapkannya, maka dia akan Allah panggil di hadapan seluruh makhluk pada hari kiamat, sampai Allah menyuruhnya untuk memilih bidadari yang dia kehendaki." (HR. Abu Daud, Turmudzi) 5. Segera Berwudhu atau Mandi. Marah (emosi) itu datangnya dari setan dan setan diciptakan dari api. Maka orang yang marah dianjurkan berwudhu atau mandi untuk memadamkan amarahnya. Dari Urwah As-Sa'di, Nabi SAW bersabda: "Sesungguhnya marah itu dari setan, dan setan diciptakan dari api, dan api bisa dipadamkan dengan air. Apabila kalian marah, hendaknya dia berwudhu." (HR. Ahmad dan Abu Daud). Karena ketika seorang muslim mampu menahan emosi dan menanamkan sifat kasih sayang maka ia akan senantiasa mengatakan kebenaran dengan pernyataan yang penuh kedamaian. Hadirnya dalam masyarakat juga senantiasa membawa manfaat bagi orang lain karena ia mampu mengendalikan keinginan dalam kehidupan, sehingga keinginannya tidak berbenturan dengan kehendak orang lain. Dengan demikian maka akan tercipta kepribadian seorang muslim yang dinamis berimbang serta tegar dalam keadaan seperti apapun. Sebab dalam kepribadian yang menjadikan kehidupan seseorang selalu terjaga adalah karena ia senantiasa berada di atas kebenaran dan kebajikan.  (KK) *Berbagai sumber Editor : Saridal Maijar
Sumber : 139528
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Terkini