Puisi Disforia Inersia Karya Wira Nagara: Jiwaku Mabuk Menelan Haram dari Rindu yang Tersuling Waktu

×

Puisi Disforia Inersia Karya Wira Nagara: Jiwaku Mabuk Menelan Haram dari Rindu yang Tersuling Waktu

Bagikan berita
Puisi Disforia Inersia karya Wira Nagara, (Foto: Istimewa)Wira Nagara, (Foto: Twitter Wira Nagara)
Puisi Disforia Inersia karya Wira Nagara, (Foto: Istimewa)Wira Nagara, (Foto: Twitter Wira Nagara)

Benar saja, dengan satu untaian kata kau memukul pagiku.

Baca juga: Contoh Puisi Singkat Kemerdekaan untuk Lomba 17an HUT RI ke 77

Meledek kondisiku sekarang yang masih saja membahas hal semu terkait masa lalu dengan simbol tertawa yang tersirat rasa bangga.Sekian tahun berpisah,

tidakkah membuatmu berbenah?atau kau lupa sopan santun dan tata krama?

Ah!Aku lupa sejak lama kau sudah menganggap semua ini sebatas canda.

"Hidup harus realistis," katamu.Dan sepertinya hidup dengan pria yang berpakaian cat warna warni bertangan puisi dan bermulut komedi bukan pilihan yang tepat untukmu.

Baca juga: 11 Kumpulan Puisi Kemerdekaan Karya Penyair Ternama Indonesia
Untung saja mataku masih kemarau menyambut sapaanmu, jangan harap ada terbit untuk kali ini,

cukup sudah tangis kala itu.Sudah saatnya menyambut damai dalam setiap jejak yang tiba-tiba berbalik arah dan coba menjamah.

Unggahanmu semakin riuh membahas tawa kecil buah hati dari awal menyunggah hingga imunisasi.Tak henti jemari mengusap mengais kabar yang lama kulewatkan.

Kau terlihat bahagia berdampingan dengan orang yang kau sangka pasanganmu.Yang secara kebetulan tetangga dan sanak saudara mu mengamini hal itu.

Padahal bisa jadi ia hanya dititipkan sebentar sekadar menjaga hatimu dari kesepian.

Baca juga: Kumpulan Puisi Tentang Kehidupan dan Asmara Karya MIHP Terbaru 2022

Editor : Saridal Maijar
Sumber : 105981
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Terkini