Adat Salingka Nagari, Begini Penjelasan Angku Yus Datuak Bandaro Bodi di Parit Malintang Pariaman

×

Adat Salingka Nagari, Begini Penjelasan Angku Yus Datuak Bandaro Bodi di Parit Malintang Pariaman

Bagikan berita
Musyawarah ninik mamak Parit Malintang dengan tema Adat Slingka Nagari, Kamis, (17/12/2020)
Musyawarah ninik mamak Parit Malintang dengan tema Adat Slingka Nagari, Kamis, (17/12/2020)

Lebih lanjut, ada tiga unsur penentu solusi akibat globalisasi yang mengkikis Budaya Alam Minangkabau ini. Kompak dan bersinerginya Tigo Tungku Sajarangan, Tigo Tali Sapilin. Yaitu, Alim Ulama, Ninik Mamak dan Cadiak Pandai.

Dalam hal ini tiga unsur ini terdiri dari Pemerintahan Nagari bersama Bamus, Pimpinan Kerapatan Adat Nagari (KAN) beserta Ninik Mamak lainnya dan serta Alim Ulama atau Tokoh Agama yang paling dituakan dalam nagari.

Baca Juga : Komitmen Layani Masyarakat, Pemkab Agam Bangun Sarana Publik Representatif

Dari sisi aturan dalam bernegara, Pemerintah Kenagarian juga memiliki aturan bernama Peraturan Nagari atau disingkat PERNA. Aturan ini menjadi dasar dalam pemanfaatan Anggaran Dana Desa (Nagari) sebagai bentuk pembangunan sumber daya masyarakat yang berkebudayaan.

Dan PERNA terbentuk melalui Rapat Musyawarah Mufakat Bamus dengan Pemerintahan Nagari. Keputusan itu harus terlebih dahulu dijemput ke setiap komponen masyarakat.

Keputusan berdasarkan hasil penghimpunan aspirasi seluruh kompunen masyarakat seperti dari pertemuan dengan Walijorong/ Walikorong, KAN yang mewakili aspirasi Ninik Mamak, Bundo Kanduang yang mewakili seluruh aspirasi organisasi perempuan di kenagarian. Serta seluruh aspirasi Pemuda-pemudi dan Parik Paga Nagari.

Baca Juga : Dikabarkan Pindah Agama Hindu, Begini Penjelasan Jessica Iskandar

"Sudah saatnya tiga unsur Tigo Tungku Sajarangan, Tigo Tali Sapilin ini benar-benar kompak, seayun selangkah, sadanciang bak basi, saciok bak ayam. Jika ingin suatu nagari benar-benar beradat dan beragama. Harus berani terjun menampung aspirasi hingga ke akar-akar persoalan. Harus sampai ke jajaran masyarakat paling bawah,” katanya.

“Dan PERNA itu harus komitmen dan konsisten ditegakkan sesuai Falsafah Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah. Syarak Bakato, Adat Mamakai. Jangan pula adat atau PERNA itu bertentangan dengan syarak," pungkasnya. (Rud/Jns)

Editor : Saridal Maijar
Sumber : 5516
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Terkini