Hasil Pertemuan KTT G20 di Bali, Bahas Rusia beserta Konflik yang Terjadi

×

Hasil Pertemuan KTT G20 di Bali, Bahas Rusia beserta Konflik yang Terjadi

Bagikan berita
Negara yang dipimpin Vladimir Vladimirovich Putin, Rusia jadi perbincangan hangat saat pertemuan KTT G20. (Foto: Instagram @leadervladimirputin)
Negara yang dipimpin Vladimir Vladimirovich Putin, Rusia jadi perbincangan hangat saat pertemuan KTT G20. (Foto: Instagram @leadervladimirputin)

KLIKKORAN.COM - Berikut hasil pertemuan para kepala negara yang hadiri KTT G20 di Bali, yaitu membahas pertumbuhan ekonomi dunia akhirnya resmi berakhir, Rabu 16 November 2022.Pembahasan tersebut paling banyak membahas isu terkait konflik yang terjadi di Rusia dan tindakan Putin selaku Presidennya meskipun ia tidak hadir.

Ketidakhadiran Vladimir Putin, Presiden Rusia digantikan oleh Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov di KTT G20 Bali.Sergei Lavrov hanya hadir sehari pada puncak acara tersebut, tanggal 15 November 2022 dan langsung pulang kembali malam itu juga di hari yang sama.

Menlu Rusia tersebut, bahkan tidak mengikuti rangkaian penutupan KTT G20 di Bali yang digelar esok harinya pada 16 November 2022.Juru Bicara Kementrian Luar Negeri (Kemenlu) RI, Teuku Faizasyah mengungkapkan bahwa kejadian itu tidak menghalangi hasil pembahasan terkait.

“(Kepulangan Menlu Rusia Selasa malam) tidak berarti dia tidak menjadi bagian dari hasil akhir ya, itu kan sudah dikonsensuskan,” kata Teuku Faizasyah.

Rusia jadi Perbincangan Hangat dalam Pertemuan KTT G20

Melansir Kontan, sebagian besar isu perang Rusia dan Ukraina jadi perbincangan hingga rudal buatan Rusia yang ditembakkan Ukraina dan nyasar ke Polandia.Hari pertama puncak KTT G20 pada 15 November 2022, Charles Michel selaku residen European Council (Dewan Eropa) langsung menyinggung peristiwa tersebut.

“Satu-satunya cara terbaik untuk mengakhiri krisis pangan dan energi ialah Rusia mengakhiri perang yang tidak masuk akal dan menghormati Piagam Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB),” ujar Michel dalam keterangan konferensi persnya.Perdana Menteri Britania Raya, Rishi Sunak juga menyebut bahwa Rusia melakukan penyerangan indiskriminatif dengan menargetkan warga sipil.

“Hal-hal seperti ini tidak akan terjadi jika Rusia tidak menginvasi Ukraina,” tutur Sunak dalam sebuah konferensi pers sehari setelahnya.Senada dengan pernyataan Presiden Jokowi di hari yang sama saat menutup diskusi ekonomi global KTT 2022 di hadapan anggota G20, Nusa Dua, Bali.

“Diskusi mengenai hal ini berlangsung sangat-sangat alot sekali dan akhirnya para pemimpin G20 menyepakati isi deklarasi,” kata Jokowi.Hasil pembahasan yang disusun pada paragraf khusus bernama komunike tersebut, secara garis besar meminta pasukan Rusia mundur dari wilayah Ukraina.

Beberapa anggota G20 bahkan menyebut bahwa perang yang dilakukan Rusia dan Ukraina, berdampak pada semua aspek kehidupan di antaranya:- Penderitaan manusia yang sangat luas

- Memperburuk kerapuhan ekonomi global- Membatasi pertumbuhan

Editor : Saridal Maijar
Sumber : 130576
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Terkini