Kata puan presiden kita Trending Wilayah Indonesia karena Buzzer kah? Berikut Besaran Gajinya

KLIKKORAN.COM - Kata puan presiden kita Trending Wilayah Indonesia karena Buzzer kah?Seperti yang di ketahui, untuk menjadi kata yang paling viral dan merajai trending twitter ada suatu trik.

Yaitu dalam waktu yang sama, ratusan hingga ribuan akun harus memposting tulisan yang sama di twitter.Ketika di lakukan secara serentak, maka perlahan akan naik dan melaju hingga trending di wilayah terkait.

Hal tersebut tentunya tidak dapat di lakukan 1 atau 2 orang saja, karena butuh banyak orang untuk bekerja sama.Orang berjasa yang menggunakan banyak akun dan memposting suatu kata yang sama dalam 1 waktu, adalah Buzzer.

Baca artikel ini sampai selesai untuk mengetahui berapa besaran gaji seorang buzzer, apalagi ranah politik.Untuk di ketahui, Puan Maharani adalah salah satu kandidat calon Presiden 2024 yang bermain politik.

Bahkan, berdasarkan info terkait, besaran gaji buzzer bisa lebih tinggi jika isu yang di kawan juga viral dan besar.Seperti Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang, apalagi sejak isu 3 Periode ramai di bicarakan.

Gaji Buzzer Berapa?

"Seorang buzzer di Indonesia akan digaji Rp1-Rp50 juta per sekali kontrak," tertulis dalam The Global Disinformation Order 2019 Global Inventory of Organised Social Media Manipulation.Begitu pula menurut ABC News Australia, bahwa elit politik yang mempertahankan kekuasaan lah pihak penggaji buzzer.

Apalagi Indonesia sendiri sebagai pengguna sosial media dengan urutan tinggi di dunia, memudahkan kerja buzzer secara online tersebut.Besaran gaji buzzer juga berbeda, tergantung isu yang sedang di kawalnya saat itu.

Contoh saja ada buzzer yang mengawal isu papua masih menjadi bagian wilayah Indonesia, mereka mendapatkan gaji UMR daerah tiap bulan.Menurut penelusuran tim Klikkoran, para buzzer melampirkan banyak kinerja Puan Maharani dengan kutipan terkait.

Contohnya yang di posting oleh @Samanguntara dengan bio bertuliskan 'stres' dan tidak memiliki pengikut dan yang di ikuti.“Penting bahwa investasi untuk bidan harus fokus tidak hanya pada jumlah, tapi juga pada pendidikan. Pelatihan yang berkelanjutan, regulasi, juga lingkungan kerja.”