Kenapa Seorang Muslim Harus Memiliki Sikap Berani namun Tetap Beradab? Simak Alasannya

×

Kenapa Seorang Muslim Harus Memiliki Sikap Berani namun Tetap Beradab? Simak Alasannya

Bagikan berita
Berani dan beradab. (Foto: Kompasiana.com)
Berani dan beradab. (Foto: Kompasiana.com)

KLIKKORAN.COM - Salah satu sifat yang jelas bagi seorang muslim adalah berani namun tetap disertai memelihara adab. Ini merupakan salah satu fondasi terpenting dalam Islam dan pembentukan dari Amar ma’ruf nahi mungkar (memerintah kebaikan dan mencegah kemungkaran).  

Berikut alasan seberapa pentingnya seorang muslim harus memiliki sikap berani namun tetap berada.  Alquran yang mulia telah melukiskan suatu bentuk keberanian yang dilakukan dengan etika atau adab yang diekspresikan dengan tegas sebagaimana ditegaskan oleh Allah SWT dalam firmannya QS Al-Mukmin 38-44 yang berbunyi:

وَقَالَ الَّذِي آمَنَ يَا قَوْمِ اتَّبِعُونِ أَهْدِكُمْ سَبِيلَ الرَّشَادِ (38) يَا قَوْمِ إِنَّمَا هَذِهِ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا مَتَاعٌ وَإِنَّ الآخِرَةَ هِيَ دَارُ الْقَرَارِ (39) مَنْ عَمِلَ سَيِّئَةً فَلا يُجْزَى إِلا مِثْلَهَا وَمَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَأُولَئِكَ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ يُرْزَقُونَ فِيهَا بِغَيْرِ حِسَابٍ (40) وَيَٰقَوْمِ مَا لِىٓ أَدْعُوكُمْ إِلَى ٱلنَّجَوٰةِ وَتَدْعُونَنِىٓ إِلَى ٱلنَّارِ (41) تَدْعُونَنِى لِأَكْفُرَ بِٱللَّهِ وَأُشْرِكَ بِهِۦ مَا لَيْسَ لِى بِهِۦ عِلْمٌ وَأَنَا۠ أَدْعُوكُمْ إِلَى ٱلْعَزِيزِ ٱلْغَفَّٰرِ(42) لَا جَرَمَ أَنَّمَا تَدْعُونَنِىٓ إِلَيْهِ لَيْسَ لَهُۥ دَعْوَةٌ فِى ٱلدُّنْيَا وَلَا فِى ٱلْءَاخِرَةِ وَأَنَّ مَرَدَّنَآ إِلَى ٱللَّهِ وَأَنَّ ٱلْمُسْرِفِينَ هُمْ أَصْحَٰبُ ٱلنَّارِ(43) فَسَتَذْكُرُونَ مَآ أَقُولُ لَكُمْ ۚ وَأُفَوِّضُ أَمْرِىٓ إِلَى ٱللَّهِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ بَصِيرٌۢ بِٱلْعِبَادِ (44)Artinya : "Orang yang beriman itu berkata, "Hai kaumku, ikutilah aku, aku akan menunjukkan kepadamu jalan yang benar. Hai kaumku, sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan (sementara) dan sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal.

Barang siapa mengerjakan perbuatan jahat, maka dia tidak akan dibalas melainkan sebanding dengan kejahatan itu. Dan barang siapa yang mengerjakan amal yang saleh, baik laki-laki maupun perempuan, sedangkan ia dalam keadaan beriman, maka mereka akan masuk surga, mereka diberi rezeki di dalamnya tanpa hisab. Hai kaumku, bagaimanakah kamu, aku menyeru kamu kepada keselamatan, tetapi kamu menyeru aku ke neraka?. (Kenapa) kamu menyeruku supaya kafir kepada Allah dan mempersekutukan-Nya dengan apa yang tidak kuketahui padahal aku menyeru kamu (beriman) kepada Yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun?.

Sudah pasti bahwa apa yang kamu seru supaya aku (beriman) kepadanya tidak dapat memperkenankan seruan apapun baik di dunia maupun di akhirat. Dan sesungguhnya kita kembali kepada Allah dan sesungguhnya orang-orang yang melampaui batas, mereka itulah penghuni neraka. Kelak kamu akan ingat kepada apa yang kukatakan kepada kamu. Dan aku menyerahkan urusanku kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya".Demikian kita bisa melihat bahwa Islam membimbing para pemeluknya untuk memiliki sifat berani kuat iman serta menghindari ketidakberdayaan.

Islam membimbing pemeluknya untuk mengikuti kebenaran betapapun beratnya serta tidak sekedar mengikuti arus manusia. Karena seorang yang sekedar ikut-ikutan tak mempunyai pendapat sendiri. Iya tidak mandiri karena hanya bergerak mengikuti arus. Sosok seperti ini tentu jauh dari roh Islam serta ajaran-ajarannya.  

Terkadang ada bibit-bibit keberanian namun tidak disertai etika hal itu seperti seseorang yang menghina diri sendiri. Dan ini jelas tidak sesuai dengan semangat Islam. Karena di dalam ajaran islam dikatakan bahwa seseorang itu hanya akan memetik buah karya dari apa yang dilakukan.  

Bertolak dari kenyataan itulah kita harus menegaskan sebagai umat Islam untuk senantiasa menumbuhkan dan menjaga sifat pemberani namun tetap memiliki adab. Semoga bermanfaat. (KK)

Editor : Saridal Maijar
Sumber : 138868
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Terkini