Musik  

Perkembangan Musik Tradisional Minangkabau di Era Globalisasi dan Modernisasi

Perkembangan Musik Tradisional Minangkabau di Era Globalisasi
Perkembangan Musik Tradisional Minangkabau di Era Globalisasi (foto: pesona travel)

KLIKKORAN.COM – Musik Tradisional adalah sebuah seni budaya yang lahir, hidup dan berkembang di daerah. Sebagai bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat, musik tradisional selalu berkembang dari waktu ke waktu. Salah satunya musik tradisional Minangkabau.

Disetiap daerah mulai dari Sabang sampai Merauke memiliki musik tradisionalnya dengan ciri khas masing-masing. Contohnya adalah angklung, gamelan jawa, kolintang, rabana, tarling, dan orkes melayu.

Semenjak dahulu, Minangkabau adalah merupakan suku mayoritas di provinsi Sumatera Barat yang memiliki nilai kekayaan budaya dan kesenian yang tinggi. Masyarakat Minangkabau sejak dulu dikenal memang selalu melahirkan sastrawan, seniman hingga musisi-musisi handal melalui alat musik tradisional Sumatera Barat yang dimiliki.

Mulanya, musik tradisional Minangkabau merujuk pada musik Qasidah yang berasal sebagai kedatangan dan penyebaran Agama Islam di Nusantara pada tahun 635-1600 dari Arab, Gujarat dan Persia. Sifatnya pembacaan syair agama dan kemudian pembacaan Gurindam, kemudian berangsur dipakai juga untuk mengiringi tari-tarian.

Saat itu, alat musik yang dipakai hanya terbatas pada alat musik perkusi berupa pukulan bambu, kayu dan batu, kemudian juga rebana.

Sekarang, terdapat beragam jenis alat musik tradisional khas Minangkabau yang telah berkembang. Diantaranya seperti talempong, bansi, pupuik batang padi, tambua, tansa hingga saluang.

Karakteristik Musik

Seperti karakteristik umum bermusik dari rumpun Melayu, musik Minangkabau memiliki karakteristik yang khas dengan cengkok dan grenek sehingga menciptakan lantunan nada yang mendayu-dayu. Karena kekhasannya tersebut, musik tradisional asal Minangkabau umumnya mudah diterima di telinga banyak kalangan. Salah satunya aliran musik Bagamat (Bagamaik).

Dalam kehidupan sehari-hari, musik tradisional Minangkabau. memiliki begitu banyak fungsi dan peran dalam kehidupan. Yakni, sebagai sarana upacara adat budaya sebuah daerah, pengiring tarian, hiburan, komunikasi, sarana ekspresi diri, dan sarana ekonomi. Bahkan, Musik tradisional dijadikan juga sebagai sarana penelitian hingga pengembangan ilmu pengetahuan.

Baca juga:   Lirik Lagu Kasiah Tadorong Uda Mahilang- Alfina Braner

Pengaruh Globalisasi terhadap Musik Tradisional Minangkabau

Sebagaimana yang kita ketahui sekarang masyarakat dunia, termasuk Indonesia tengah memasuki era globalisasi. Globalisasi budaya yang begitu pesat harus diantisipasi dengan memperkuat kebudayaan nasional, jangan sampai kebudayaan nasional hilang, oleh karena itu kita sebagai kaum muda harus tetap mempertahankan kebudayaan itu sendiri jangan sampai hilang begitu saja bahkan lebih parahnya diambil oleh bangsa lain.

Secara umum, apabila dilihat lebih jauh kondisi kehidupan musik tradisional Nusantara sangat bervariasi, ada yang hidup berkembang sesuai dengan zamannya di tengah-tengah masyarakat pendukungnya dan juga diluar masyarakat pendukungnya, dan ada pula yang mengalami kemunduran, bahkan bisa dikatakan hampir mendekati kepunahan.

Melihat hal di atas maka dari itu diperlukan adanya usaha pelestarian dan  pengembangan sehingga diharapkan musik tradisional itu tidak hilang dimakan masa dan tetap dapat hidup di era globalisasi sekarang ini.

Secara politis, Minangkabau masih lebih baik dalam masalah usaha pewarisan seni budaya, meskipun ada kekhawatiran terhadap kondisi tersebut.

Karenanya, pengembangan musik tradisional perlu dilakukan. Terutama dalam menghadapi masa depan yang amat berpengaruh menggeser keberadaan musik tradisional itu sendiri dari apresiasi masyarakatnya.

Untuk itu, diperlukan adanya pengembangan agar musik tradisional tidak berfungsi lagi dan tentu akan lenyap dari muka bumi karena hal tersebut.

Pengembangan Musik Tradisional Minangkabau di Era Digital

Di era globalisasi dan modernisasi dengan pesatnya kemajuan zaman dan teknologi digital saat ini, tentunya memberikan pengaruh terhadap perkembangan musik tradisional, tak terkecuali di Minangkabau.

Minimnya pengetahuan tentang musik tradisional dan bagaimana cara menggunakan alat musiknya tentu menjadi tantangan yang tidak dapat dihindari.

Karena, mengaransemen musik daerah tidak semudah mengaransemen lagu-lagu modern populer yang memiliki bentuk musik universal dan notasi standar.

Selain itu, biaya pengadaan alat musik tradisional karena tidak murah, karena mengakomodasi dan mendatangkan seniman daerah yang benar-benar menguasai musik tradisional atau etnomusikolog yang dapat menjelaskan serta memainkan musik tradisional dengan cara yang otentik, juga menjadi tantangan tersendiri.

Baca juga:   Berdua Hadiri Pernikahan Manager di California, Harry Styles dan Olivia Wilde Pacaran?

Saat ini, di Sumatera Barat terdapat beberapa sekolah yang bergerak dalam pendidikan kesenian seperti :

  • Sekolah Karawitan Indonesia (SMK 7 Padang)
  • Jurusan Sendratasik Universitas Negeri Padang (UNP)
  • dan Institut Seni Indonesia (ISI) Padang Panjang.

Lembaga-lembaga pendidikan kesenian telah banyak melakukan pengembangan musik tradisional ke dalam tiga golongan, masing-masing berikut ini:

  • Pengembangan ke dalam jenis komposisi musik baru (kreasi) yaitu musik tradisi (kompsisi karawitan).
  • Komposisi musik tari atau iringan tari.
  • Pengembangan kedalam komposisi musik barat.

Lembaga ini mempunyai program dalam usaha pewarisan, pelestarian dan pengembangan seni Minangkabau.

Seperti yang telah banyak dilakukan oleh para seniman Minangkabau, yang mana para komponis menggarap konsep pengembangan musik tradisional yang disesuaikan dengan keperluan seni pertunjukan.

Pengembangan tersebut bertujuan menempatkan musik tradisional yang mewakili masa lalu sehingga dapat hadir dalam  kancah apresiasi masyarakat sekarang ini. Memang menghadapi tantangan yang sangat sensitif bila suatu pengembangan yang dilakukan terhadap musik tradisional mengakibatkan kemunduran dari nilai-nilai yang telah ada sebelumnya

Adanya pengembangan berarti dinamika sebuah garapan musik yang berdasarkan kepada pengembangan musik tradisional telah membuka peluang terhadap beberapa jenis musik tradisional yang mempunyai pola melodi ataupun ritme dinamis yang mendapat tempat mengisi bagian-bagian dalam komposisi musik baru.

Pengembangan musik tradisional ke arah musik kreasi baru cenderung dilakukan oleh seniman-seniman kreatif yang berlatar belakang pendidikan formal dan non formal.

Umumnya pengembangan berangkat dari musik tradisi salah satu etnik atau beberapa etnik yang digarap berdasarkan konsep pribadi si seniman setelah memahami konsep-konsep berbagai musik yang dilibatkannya kedalam komposisi musiknya.

Pengembangan musik tradisi semacam ini memberi kebebasan kepada si pencipta berkreasi dan tidak merasa dibebani oleh etika tradisional. Kebebasan itu memang dimanfaatkan oleh para seniman memperkenalkan lingkungannya, dan menyatakan diri sebagai seniman yang mewakili zamannya.

Baca juga:   Jisoo Blackpink Diserang Kaum Xenophobia, Ini Sebab dan Penjelasannya!

Nyanyian tradisional memiliki modalitas dan istilah yang khas. Loh mengatakan dalam bukunya yang berjudul “Contextualization versus Globalization: A Glimpse of Sounds and Symbols in Asian Worship”, bahwa suku kata non-leksikal ini merupakan kekuatan dari syair nyanyian tradisional, yang mengungkapkan perasaan pribadi yang paling dalam dari budaya setempat.

Banyak masyarakat Indonesia yang percaya bahwa musik tradisional hanya dibuat untuk ritual budaya. Meskipun demikian, musik merupakan media yang baik untuk digunakan sebagai pengajaran tak terkecuali untuk nyanyian dengan alat musik tradisional Minangkabau. Musik dianggap dapat mengkomunikasikan pesan dari sebuah budaya bahkan terkadang melampaui kata yang terbatas.

Selain itu, melalui alat musik dan nyanyian tradisional Minangkabau, masyarakat juga dapat menerima pesan dari sebuah budaya merasa dekat, secara hati dan jiwa dengan adat istiadat Minangkabau.

Dengan demikian, dalam musik selalu ada peluang yang baik. Selain sebagai tantangan yang tidak dapat kita hindari, kita juga dapat menemukan peluang-peluang yang baik dalam menggunakan musik tradisional. Inilah harapan dan kabar baik yang perlu disebarkan dalam rangka membangkitkan apresiasi terhadap musik tradisional.

Kesimpulan

Jadi, secara ideal yang patut dijaga dalam suatu usaha pengembangan musik tradisional terutama adalah prinsip-prinsip dasar dari musik tradisional Minangkabau yang amat dibanggakan oleh masyarakat pendukungnya. Akan tetapi, terlepas dari kebebasan berekspresi melalui eksperimental, persoalan pengembangan musik tradisional ke ‘bentuk baru’ (kreatif) perlu dibatasi sebagai dasar dalam penggarapan. Agar hasil yang diharapkan eksperimen itu bisa dan dapat mewakili sekelompok orang di zamannya.

(KK)

Penulis: Edo Tri Maulana, Mahasiswa Sastra Minangkabau, UNAND
Editor: Hari Hidayat

*berbagai sumber

Dapatkan Update Berita Terbaru dari Klikkoran.com di Google News