Profil dan Biodata Semuel Abrijani Pangerapan Direktur Aptika Kekominfo

×

Profil dan Biodata Semuel Abrijani Pangerapan Direktur Aptika Kekominfo

Bagikan berita
Profil dan biodata Semuel Abrijani Pangerapan, (Foto: Redaksi.Waspada.co.id)
Profil dan biodata Semuel Abrijani Pangerapan, (Foto: Redaksi.Waspada.co.id)

KLIKKORAN.COM - Baru-baru ini nama Semuel Abrijani Pangerapan menjadi sorotan publik usai melakukan tindakan pemblokiran ke beberapa website yangbelum mendaftar ke Penyedia Sistem Elektronik (PSE).

Direktur Jenderal Aplikasi Informatika, Kementerian Kominfo itu menegaskan bahwa pihaknya tidak akan mentolerir sebuah perusahaan yang tidak mengikuti aturan yang ada di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).Saat ini, Paypal, Dota 2, dan Steam sudah diblokir oleh Kominfo, hal tersebut memicu membuat warganet geram.

Dan beberapa hari belakang, #BlokirKominfo pun menjadi trending di Twitter.Terlepas dari permasalahan tersebut Klikkoran.com akan menyajikan profil dan biodata Direktur Jenderal Aplikasi Informatika, Kementerian Kominfo, Semuel Abrijani Pangerapan.

Berikut Profil dan biodata Semuel A Pangerapan yang merupakan Direktur Jenderal Aplikasi Informatika, Kementerian Kominfo.

Biodata Semuel Abrijani Pangerapan

Nama Lengkap : Semuel Abrijani PangerapanTempat Lahir :Makassar

Tanggal Lahir :Minggu, 27 Desember 1964Zodiak : Capricorn

Profil Semuel Abrijani Pangerapan

Semuel Abrijani Pangerapan sebelum menjadi Dirjen, merupakan Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII).

Alumnus Fresno State University of California, Amerika Serikat, ini tengah menyusun tata kelola industri internet.Dalam pemetaan tersebut, di antaranya penambahan spektrum, insentif bagi investor pengembang jaringan backbone, dan penyediaan satelit melalui universal service obligation (USO).

Sebagai pakar internet, Semmy, sapaan akrabnya, menilai ketahanan cyber di Indonesia harus diperhatikan serius.Apalagi semua kehidupan berbangsa dan bernegara telah masuk ranah cyber. Contohnya, e-commerce dan e-government. Hal tersebut demi menjaga kepentingan nasional di dunia cyber.

Dalam dunia nyata, teritori hanya terbatas pada wilayah darat, laut, dan udara. Dan itu mudah dikoordinatkan. Sebaliknya, di dunia cyber, sulit terdeteksi arah serangannya.Cyber crime, yang paling banyak adalah penipuan di dunia maya. Mereka kerap menggunakan e-commerce di Indonesia untuk melakukan penipuan.

Editor : Saridal Maijar
Sumber : 99756
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Terkini