وَاِذَا سَاَلَكَ عِبَادِيْ عَنِّيْ فَاِنِّيْ قَرِيْبٌ ۗ اُجِيْبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ اِذَا دَعَانِۙ فَلْيَسْتَجِيْبُوْا لِيْ وَلْيُؤْمِنُوْا بِيْ لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُوْنَ 186.
"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku Kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku, agar mereka memperoleh kebenaran." Maka dari itu, agar doa kita terkabul hendaknya kita harus mengetahui dan menjalankan semacam tata cara dalam berdoa. Adapun berikut tata cara yang harus dilakukan yaitu:- Husnudzan (berbaik sangka) dan berdoa dengan penuh keyakinan dan kekhusyukan. Hal ini adalah langkah awal yang harus dilakukan yaitu yakin dan berbaik sangka bahwa doa itu akan dikabulkan.
- Berdoa dengan penuh kerendahan diri, kelembutan, tidak melampaui batas, disertai dengan perasaan takut dan penuh rasa harap.
- Berdoa tidak dilakukan ketika mendapaykan kesusahan saja. Kesadaran berdoa akan mudah terlaksana dengan khusyuk ketika kita sedang menghadapi kesusahan, kekurangan, atau terimpit masalah. Padahal, Rasulullah SAW telah bersabda bahwa, "Barang siapa sering dikabulkan doanya pada saat sulit dan susah, perbanyaklah berdoa disaat senggang" (HR. Al- Tirmizi)
- Berdoa tidak disertai dengan menyekutukan Allah SWT. Dianjurkan agar doa langsung dipanjatkan kepada Allah SWT, karena Allah SWT tidak akan menerima doa dari orang-orang yang menyekutukannya, meminta kepada selainnya dan mengharapkan kekuatan selain dari Allah SWT.
- Tidak meminta disegerakan atau memaksa kehendak untuk diijabah, tidak berdoa untuk perbuatan dosa dan tidak memutuskan tali silaturahim. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam hadisnya yang diriwayatkan oleh sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Seorang hamba akan senantiasa dikabulkan doanya oleh Allah Jalla wa ‘Ala selama dia tidak berdoa yang mengandung kezaliman, tidak memutuskan tali silaturahmi, dan tidak tergesa-gesa. Kemudian ada sahabat yang bertanya, “Apa yang dimaksud tergesa-gesa di sini, wahai Rasulullah?” Lalu beliau menjawab, “Aku telah berdoa, aku telah berdoa, tetapi mengapa aku tidak melihat tanda-tanda doaku dikabulkan? Sehingga dia lelah dalam berdoa dan meninggalkan doanya tersebut” (HR. Muslim).
- Menjauhi makanan haram agar doa terkabul. Agar doa dikabulkan, kita harus menjaga perut kita dari makanan dan minuman haram baik dari cara mendapatkannya maupun makanannya itu sendiri yang mengandung zat haram.
- Doa harus memberikan pengaruh dan manfaat bagi kehidupan. Allah SWT mengecam orang yang berdoa, tapi tidak memberikan efek positif, baik bagi kehidupan dirinya maupun lingkungan disekitarnya. Allah SWT menyebutnya sebagai orang yang lalai dalam berdoa, dan termasuk orang yang celaka. Allah SWT berfirman (Qs. Al- Maun [107]: 1-7):
اَرَءَيْتَ الَّذِيْ يُكَذِّبُ بِالدِّيْنِۗ (1) فَذٰلِكَ الَّذِيْ يَدُعُّ الْيَتِيْمَۙ (2) وَلَا يَحُضُّ عَلٰى طَعَامِ الْمِسْكِيْنِۗ (3) فَوَيْلٌ لِّلْمُصَلِّيْنَۙ (4) الَّذِيْنَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُوْنَۙ (5) الَّذِيْنَ هُمْ يُرَاۤءُوْنَۙ (6) وَيَمْنَعُوْنَ الْمَاعُوْنَ ࣖ (7)
"Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?(1)Maka itulah orang yang menghardik anak yatim,(2)dan tidak mendorong memberi makan orang miskin.(3)Maka celakalah orang yang shalat,(4)(yaitu) orang-orang yang lalai terhadap shalatnya,(5)yang berbuat ria,(6)dan enggan (memberikan) bantuan.(7)." Setelah kita mengetahui bagaimana tata cara yang baik dan harus dilakukan sebagai syarat terkabulnya doa, maka kita harus menerapkannya dalam keseharian kita. Semoga bermanfaat. (KK) Editor : Saridal MaijarSumber : 131659