Tragedi Stadion Kanjuruhan, PB HMI Desak Kapolri Copot Kapolda Jatim dan Kapolres Malang

×

Tragedi Stadion Kanjuruhan, PB HMI Desak Kapolri Copot Kapolda Jatim dan Kapolres Malang

Bagikan berita
Kerusuhan Arema FC vs Persebaya Surabaya, (Foto: Surya Malang/Purwanto)
Kerusuhan Arema FC vs Persebaya Surabaya, (Foto: Surya Malang/Purwanto)

KLIKKORAN.COM - Pengurus Besar HMI mendesak Kapolri mencopot Kapolda Jawa Timur dan juga Kapolres Malang buntut tewasnya ratusan suporter Arema Malang di stadiun Kanjuruhan, Sabtu (1/11/2022) malam.Wakil Sekretaris Jenderal PB HMI Arfino Bijuangsa Koto menilai melepasan gas air mata oleh pihak kepolisian dalam kerusuhan tersebut menciderai cita-cita Kapolri saat ini yang tengah menjadikan lembaga Kapolri lebih baik lagi.

"Kalau bisa copot Kapolda dan Kapolresnya karena telah menyebabkan ratusan orang tewas. Gara-gara ini lembaga Kapolri tentu menjadi buruk lagi," kata Arfino.

Baca juga: Data dan Nama Korban Tragedi Stadion Kanjuruhan Malang, Anak Kecil hingga Dewasa Meninggal Dunia

Apalagi, kata Arfino, pelepasan gas air mata dalam menanggani kerusuhan di lapangan sepak bola merupakan hal yang terlarang."FIFA melarang adanya pelepasan gas air mata apabila terjadi kerusuhan di lapangan, Larangan penggunaan gas air mata tertuang dalam FIFA Stadium Safety and Security Regulations,"

"Pada pasal 19 b) tertulis, 'No firearms or "crowd control gas" shall be carried or used'. Bunyi aturan ini intinya senjata api atau gas untuk mengontrol kerumunan dilarang dibawa serta digunakan oleh karenanya jelas polisi ini melanggar aturan," sambungnya menjelaskan.Sebelumnya, usai wasit meniup peluit tanda berakhirnya pertandingan antara Arema Malang vs Persebaya, suporter Arema yang kalah dalam pertandingan memasuki lapangan. Diperkirakan berjumlah ribuan orang.

Baca juga: Kronologi Kerusuhan Arema vs Persebaya, Gas Air Mata Membawa Malapetaka
Melihat hal ini, kepolisian melepaskan gas air mata sehingga suporter pontang-panting menuju pintu keluar dan terjadi desak-desakkan serta kekurangan oksigen akhirnya banyak yang berguguran.

Menurut Arfino, strategi pengamanan dalam kondisi darurat atau rusuh di lapangan perlu ditingkatkan lagi, misalnya dengan penambahan personil serta alat pengamanan lainnya."Jadi tak perlu dengan cara kasar seperti ini," katanya. (KK)

Editor : Saridal Maijar
Sumber : 120836
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Terkini